Dua Anak Raja Minyak Korupsi Bareng Dirut Pertamina

Dua Anak Raja Minyak Korupsi Bareng Dirut Pertamina

jewishwny.com – Korupsi bareng Dirut Pertamina periode 2018-2023, dimana skandal ini menyebabkan kerugian negara sebesar Rp193,7 triliun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah industri minyak Indonesia.

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan tujuh tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero). Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, menyatakan bahwa ketujuh tersangka berasal dari berbagai posisi strategis di perusahaan yang terlibat dalam tata kelola minyak mentah.

“Baca juga : Honor Incar Posisi Nomor Satu di Pasar Indonesia”

Daftar 7 Tersangka dan Perannya

  1. Riva Siahaan (RS) – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
  2. Sani Dinar Saifuddin (SDS) – Direktur Optimasi Feedstock dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional
  3. Yoki Firnandi (YF) – Direktur Utama PT Pertamina International Shipping
  4. Agus Purwono (AP) – Vice President Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional
  5. Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR) – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa
  6. Dimas Werhaspati (DW) – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan PT Jenggala Maritim
  7. Gading Ramadhan Joedo (GRJ) – Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak

Dua di antara tersangka adalah anak dari pengusaha minyak ternama, Mohammad Riza Chalid, yang dikenal sebagai “The Gasoline Godfather”. Mereka adalah Muhammad Kerry Adrianto Riza dan Gading Ramadhan Joedo.

Peran Muhammad Kerry Adrianto Riza dalam Korupsi

Muhammad Kerry Adrianto Riza menjabat sebagai Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa. Ia berperan sebagai broker dalam transaksi dengan Subholding PT Pertamina.

Dalam kasus ini, Kerry bekerja sama dengan Yoki Firnandi, Direktur PT Pertamina International Shipping, untuk memanipulasi kontrak pengiriman minyak. Modus yang dijalankan melibatkan mark-up harga impor minyak mentah hingga 13%-15% di atas harga asli, membuat negara harus membayar lebih mahal.

Profil Singkat Kerry Adrianto:

  • Lahir di Jakarta, 15 September 1986
  • Anak dari Mohammad Riza Chalid dan Roestriana Adrianti
  • Lulusan Imperial College, University of London, Inggris (2008)
  • Pernah menulis analisis ekonomi di Jakarta Globe (2011)
  • Menikah dengan Atya Irdita Sardadi, memiliki dua anak

Peran Gading Ramadhan Joedo dalam Skandal Minyak

Gading Ramadhan Joedo menjabat sebagai Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak. Ia berperan dalam memuluskan kontrak minyak dengan harga tinggi.

Gading berkomunikasi secara intens dengan Agus Purwono (Vice President Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional) dan mendapatkan persetujuan dari Sani Dinar Saifuddin serta Riva Siahaan. Perannya memungkinkan impor minyak mentah dengan harga mark-up yang merugikan negara.

Fakta Menarik tentang Gading Ramadhan Joedo:

  • Anak angkat Mohammad Riza Chalid, bukan anak kandung
  • Terlibat dalam bisnis minyak sejak muda
  • Presiden Klub Amartha Hangtuah Jakarta di Indonesian Basketball League (IBL)
  • Direktur di PT Mahameru Kencana Abadi dan PT Orbit Terminal Merak

Dampak dan Penyidikan Lebih Lanjut

Kejaksaan Agung terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap pihak lain yang mungkin terlibat dalam skandal ini. Besarnya nilai korupsi Rp193,7 triliun menunjukkan bahwa kasus ini melibatkan jaringan luas dalam tata kelola minyak Pertamina.

Kasus ini tidak hanya merugikan negara dalam jumlah besar, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan dan transparansi dalam industri energi nasional.

Kesimpulan

“Baca juga : Honor MagicBook Art 14 Dirilis, Laptop 1 Kg Seharga Rp 25 Juta”

Korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina telah menyeret tujuh tersangka, termasuk dua anak dari “raja minyak” Mohammad Riza Chalid. Dengan modus mark-up harga minyak impor, negara mengalami kerugian triliunan rupiah. Kejaksaan Agung terus menelusuri jaringan korupsi ini untuk mengungkap semua pihak yang terlibat.