jewishwny.com – Antrean panjang di SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo, yang dinilai lebih terpercaya. Dalam beberapa hari terakhir, media sosial ramai dengan video antrean panjang di SPBU Shell, yang bahkan mencapai jalan raya. Salah satu video viral diunggah oleh akun Instagram @mood.jakarta, memperlihatkan kendaraan yang rela menunggu lama untuk mengisi BBM di SPBU non-Pertamina.
“Baca juga : Shopee Big Ramadan Sale 2025 Dukung UMKM”
Kepercayaan Masyarakat Mulai Hilang
Menurut Budiyanto, pemerhati transportasi dan hukum, hilangnya kepercayaan konsumen menjadi dampak paling serius dari kasus ini.
“Ketika kepercayaan hilang, konsumen akan berpindah ke BBM yang dipasarkan oleh swasta, seperti Shell, BP, Vivo, dan sebagainya,” ujar Budiyanto.
Dia menyoroti bagaimana pengawasan internal Pertamina gagal mendeteksi praktik ilegal ini. Dengan skandal yang berlangsung cukup lama, dia mempertanyakan peran pimpinan dan pengawas di semua level manajemen.
“Di Pertamina pasti ada bagian pengawasan, dari top manager hingga level bawah. Bagaimana mungkin perbuatan melawan hukum ini bisa berlangsung lama?” tambahnya.
Dampak Besar bagi Konsumen
Konsumen kini lebih selektif dalam memilih BBM berkualitas, meskipun harus mengantre lebih lama di SPBU swasta. Mereka merasa lebih aman membeli BBM dari penyedia yang terjaga kualitasnya, daripada mengambil risiko dengan BBM oplosan yang dapat merusak mesin kendaraan.
Selain itu, transparansi harga dan kualitas BBM menjadi perhatian utama masyarakat. Dengan SPBU swasta yang lebih terbuka dalam menampilkan standar BBM mereka, konsumen pun semakin yakin untuk beralih.
Desakan Usut Tuntas Kasus Korupsi
Budiyanto menegaskan bahwa kasus ini harus diusut tuntas. Menurutnya, bukan hanya pelaku yang sudah tertangkap yang harus diproses hukum, tetapi juga oknum lain yang terlibat.
“Saya yakin masih ada pelaku lainnya. Jangan berhenti di satu atau dua tersangka, tetapi harus diusut sampai ke akar-akarnya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti integritas pejabat yang dikorbankan demi keuntungan pribadi dan kelompok.
“Ini bukan hanya persoalan bisnis, tetapi menyangkut kepentingan masyarakat luas. BBM adalah kebutuhan vital, dan korupsi di sektor ini sangat merugikan,” tambahnya.
Kesimpulan
Kasus Pertamax oplosan menjadi bukti lemahnya pengawasan di Pertamina, yang akhirnya berimbas pada kepercayaan masyarakat. Banyak pengguna kendaraan kini lebih memilih SPBU swasta, meskipun harus mengantre lebih lama.
“Baca juga : Negara-Negara yang Paling Mudah Memberikan Kewarganegaraan”
Masyarakat berharap pemerintah dan aparat hukum menindak tegas semua pelaku, agar kasus serupa tidak terulang di masa depan. Kepercayaan publik terhadap penyedia BBM harus dipulihkan dengan transparansi dan pengawasan ketat.