jewishwny.com – Orang Barat atau eropa baru mengenal tisu pada abad ke-16. Penulis Prancis Francois Rabelais menyebut tisu kurang efektif untuk cebok. Namun, tisu tetap populer di Barat karena industri tisu gulung berkembang pesat pada 1890.
“Baca juga : Jenis Buah Turunkan Kolesterol Tinggi Secara Alami”
Manusia sejak dulu membersihkan diri setelah BAB dengan berbagai cara. Masyarakat Romawi kuno memakai batu, sedangkan Timur Tengah menggunakan air sesuai ajaran agama. Tisu toilet justru pertama kali muncul di China, bukan Barat.
Masyarakat Timur lebih memilih air, sementara Barat cenderung menggunakan tisu. Perbedaan ini muncul karena faktor sejarah, iklim, dan pola makan.
Iklim dingin membuat orang Barat enggan bersentuhan dengan air. Mereka lebih memilih tisu yang praktis. Sementara masyarakat tropis terbiasa dengan air dan merasa lebih bersih.
Agama juga memengaruhi kebiasaan ini. Islam dan Hindu menganjurkan cebok dengan air untuk kebersihan maksimal.
Makanan rendah serat ala Barat menghasilkan kotoran lebih padat, sehingga tisu cukup untuk membersihkannya. Sebaliknya, makanan tinggi serat di Asia dan Afrika membuat kotoran lebih lembek, sehingga air lebih efektif.
Studi membuktikan air membersihkan kotoran lebih efektif daripada tisu. Air menghilangkan bakteri sepenuhnya, sedangkan tisu mungkin meninggalkan residu. Namun, kebiasaan pakai tisu sudah mengakar di Barat karena budaya dan kenyamanan.
“Baca juga : Masalah Keuangan Ini Bisa Merusak Hubungan Pernikahan”
Perbedaan cara cebok muncul dari sejarah, iklim, agama, dan pola makan. Air lebih bersih, tetapi tisu tetap populer di Barat karena kepraktisannya.