Culture

Bolehkah Aqiqah dengan Sapi? Ini Penjelasan Hukumnya

jewishwny.com – Bolehkah aqiqah dengan sapi, hal tersebut menjadi pertanyaan sebagian orang karena pada kebiasaannya kambing lah yang di gunakan untuk aqiqah. Rosidin menjelaskan bahwa hewan untuk aqiqah mengikuti ketentuan hewan kurban. Jadi, orang tua boleh menggunakan sapi sebagai hewan aqiqah.

“Baca juga : Apa Itu Nikel? Simak Fungsi dan Penjelasan Ilmiahnya”

Aqiqah merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada orang tua untuk anaknya. Pelaksanaan aqiqah didasarkan pada hadits sahih. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Ia disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR Bukhari)

Menurut buku Modul Fikih Ibadah karya Rosidin, aqiqah berarti memotong. Istilah ini merujuk pada pemotongan rambut bayi. Hadits riwayat Muslim menyebut, “Kami berkurban bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiyah. Seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.”

Berdasarkan hadits tersebut, mayoritas ulama memperbolehkan penggunaan sapi untuk aqiqah. Namun, mereka memiliki perbedaan dalam jumlah anak yang bisa diwakilkan. Mazhab Syafi’i menyamakan aqiqah dengan kurban. Satu ekor sapi atau unta boleh mewakili tujuh anak.

Namun, mazhab Maliki dan Hambali menyatakan bahwa satu ekor sapi atau unta hanya sah untuk satu anak saja. Semua mazhab sepakat bahwa aqiqah boleh menggunakan sapi, tetapi orang tua perlu mempertimbangkan perbedaan pandangan tersebut.

Menurut mazhab

Hewan aqiqah harus memenuhi syarat yang sama dengan hewan kurban. Harus sehat, tidak cacat, dan cukup umur. Hewan aqiqah harus berasal dari jenis ternak seperti kambing, sapi, atau unta. Hewan harus bebas penyakit agar sah disembelih.

Waktu terbaik untuk menyembelih hewan aqiqah adalah hari ketujuh setelah kelahiran anak. Jika belum mampu, orang tua bisa menunda. Rasulullah SAW juga menyebut waktu lain dalam hadits, yaitu hari keempat belas atau hari kedua puluh satu setelah kelahiran.

Hadits tersebut berbunyi, “Hewan aqiqah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu.” Hadits ini dinilai dhaif oleh Albani. Namun, ulama tetap membolehkan aqiqah di waktu lain jika orang tua belum mampu pada waktu-waktu tersebut.

Orang tua bisa menyesuaikan pelaksanaan aqiqah dengan kondisi keuangan dan waktu yang memungkinkan.

“Baca juga : Toyota Dan BYD Rilis bZ5, SUV Listrik Murah dengan Jarak Jauh”

Dengan memahami aturan dan perbedaan pendapat ini, orang tua bisa melaksanakan aqiqah dengan lebih tenang dan bijak.

beniss

Share
Published by
beniss

Recent Posts

Siswi SMA Labschool Diterima di 3 Kampus Top Dunia

jewishwny.com - Siswi SMA Labschool Jakarta, Hafshah Khairana Muhammad berhasil diterima di tiga universitas Ivy…

10 hours ago

Tidur Siang Terlalu Lama Bisa Ganggu Tidur Malam

jewishwny.com - Tidur siang menjadi pilihan kebanyakan orang di saat tubuh sudah merasa lelah beraktivitas…

2 days ago

Ustaz Yahya Waloni Wafat Saat Khotbah Jumat di Makassar

jewishwny.com - Ustaz Yahya Waloni meninggal dunia saat menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Darul Falah,…

4 days ago

Tradisi Idul adha Unik dari Berbagai Negara di Dunia

jewishwny.com - Idul adha yang dirayakan oleh seluruh umat islam di dunia dengan tradisi khas…

4 days ago

Bolehkah Berkurban untuk Orang Meninggal? Ini Kata Ulama

jewishwny.com - Berkurban untuk untuk Orang Meninggal, apakah hal ini diperbolehkan dalam Islam? Idul Adha…

6 days ago

Ribuan Pendaki Ilegal Dievakuasi dari Gunung Gede Pangrango

jewishwny.com - Pendaki Ilegal sebanyak 2.658 di evakuasi oleh tim Balai Besar Taman Nasional Gunung…

7 days ago