Umat Buddha Tanggapi Rencana Eskalator di Candi Borobudur

Umat Buddha Tanggapi Rencana Eskalator di Candi Borobudur

jewishwny.com – Eskalator di Candi Borobudur akan dipasang menjadi rencana pihak penerintah untuk memudahkan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto. Namun, rencana ini memicu kekhawatiran dari komunitas Buddha dan ahli waris budaya.

“Baca juga : Donald Trump Desak Harvard Ungkap Identitas Mahasiswa Asing”

Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, menjelaskan bahwa stairlift akan membantu Macron dan Prabowo mencapai puncak candi. Kunjungan ini direncanakan pada 28-29 Mei 2025. Namun, Tarra Lozhang, pembina Parisadha Wajrayana Kasogatan, menyatakan keberatan jika pemasangan alat merusak struktur candi.

Tarra menegaskan bahwa stairlift tidak boleh mengubah bentuk asli Borobudur. Ia khawatir pemasangan alat akan melubangi atau mencor batu candi. Selama ini, para biksu lansia yang ingin naik ke puncak candi digendong atau menggunakan tandu. Ia mengusulkan solusi alternatif:

  1. Menggunakan tandu kenegaraan seperti tradisi umat Buddha.
  2. Memasang papan kayu di tangga agar kursi roda bisa didorong.

Ashar Saputra, dosen Teknik Sipil UGM, menjelaskan bahwa stairlift tidak membahayakan candi. Alat ini hanya mengangkut satu orang dengan beban maksimal 100-250 kg. Pemasangannya menggunakan busa dan kayu pelindung, tanpa pengeboran atau pengecoran. UNESCO juga mengawasi proses ini untuk memastikan tidak ada pelanggaran aturan pelestarian.

Ashar menambahkan bahwa stairlift umum dipakai di luar negeri, terutama untuk penyandang disabilitas. Ia berharap alat ini bisa membantu biksu lansia di masa depan, bukan hanya tamu negara.

Pemerintah masih harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan kenegaraan dan pelestarian warisan budaya. Jika tidak hati-hati, pemasangan alat bisa memicu kerusakan permanen pada situs UNESCO ini.

“Baca juga : Es Krim Tolak Angin & Jahe Unik Khas Hotel Tentrem”

Pilihan solusi harus melibatkan dialog dengan umat Buddha dan ahli warisan budaya untuk memastikan Borobudur tetap aman.