jewishwny.com – Puasa ramadan tanpa sahur sering dilewatkan karena alasan malas bangun atau kurang nafsu makan. Padahal, tidak sahur bisa berdampak buruk pada kesehatan. Sahur merupakan bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Selain menjadi anjuran dalam agama, sahur memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalani aktivitas seharian.
“Baca juga : Maxstream Ukir Sejarah, Hadirkan Inovasi Baru di Layanan Digital”
Berikut adalah beberapa efek negatif jika berpuasa tanpa sahur serta cara mengatasinya:
1. Risiko Dehidrasi Meningkat
Tidak sahur membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan, terutama jika aktivitas harian cukup padat. Dehidrasi bisa menyebabkan tubuh lemas, sulit berkonsentrasi, serta menurunkan tekanan darah. Untuk mencegahnya, pastikan minum air putih yang cukup saat berbuka dan sebelum tidur. Konsumsi makanan dengan kandungan air tinggi, seperti sayur dan buah, juga membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
2. Kekurangan Energi untuk Beraktivitas
Puasa tanpa sahur membuat tubuh kekurangan sumber energi yang cukup. Akibatnya, seseorang akan lebih cepat merasa lelah dan sulit fokus. Untuk menghindari hal ini, pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks saat sahur, seperti nasi merah, kentang, dan oatmeal. Makanan ini memberikan energi yang bertahan lebih lama dibandingkan karbohidrat sederhana.
3. Penurunan Berat Badan yang Tidak Sehat
Melewatkan sahur dapat menyebabkan tubuh mengalami defisit kalori yang terlalu besar. Akibatnya, tubuh memecah lemak dan protein untuk dijadikan energi. Jika terjadi terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan penurunan berat badan secara drastis yang berisiko mengganggu kesehatan. Pastikan tubuh mendapatkan asupan kalori yang cukup saat berbuka agar tidak mengalami efek ini.
4. Daya Tahan Tubuh Melemah
Kurangnya asupan nutrisi dari sahur dapat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap penyakit seperti flu, sakit kepala, atau gangguan pencernaan. Untuk menjaga imunitas, konsumsi makanan kaya vitamin dan mineral saat berbuka dan sebelum tidur, seperti sayuran hijau, buah-buahan, serta makanan berprotein tinggi.
5. Risiko Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah secara drastis bisa terjadi jika seseorang tidak sahur. Kondisi ini menyebabkan pusing, tubuh gemetar, keringat dingin, bahkan kehilangan kesadaran. Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami dan serat saat berbuka, seperti kurma, madu, atau buah-buahan.
6. Asam Lambung Meningkat
Tidak sahur juga dapat memperparah gejala asam lambung bagi penderita maag atau gangguan pencernaan. Perut kosong dalam waktu lama bisa memicu produksi asam lambung berlebih yang menyebabkan nyeri ulu hati dan mual. Konsumsi makanan berserat tinggi dan hindari makanan pedas atau asam saat berbuka untuk mengurangi risiko ini.
7. Penurunan Massa Otot
Tubuh membutuhkan asupan protein yang cukup untuk menjaga dan membangun otot. Melewatkan sahur berarti tubuh tidak mendapatkan asupan protein yang diperlukan. Seiring waktu, hal ini bisa menyebabkan massa otot menurun. Oleh karena itu, konsumsi sumber protein seperti telur, ayam, ikan, atau kacang-kacangan saat berbuka untuk mendukung pemulihan otot.
8. Gangguan Keseimbangan Tubuh
Kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat menyebabkan tubuh mudah merasa lemas dan kehilangan keseimbangan. Hal ini dapat berisiko menyebabkan pusing, vertigo, bahkan pingsan jika tidak ditangani dengan baik. Untuk mengatasinya, pastikan berbuka dengan makanan bergizi seimbang dan cukup istirahat.
Kesimpulan
“Baca juga : FP1 MotoGP Thailand: Marc Marquez Cetak Waktu Tercepat”
Sahur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan selama puasa Ramadan. Jika terpaksa melewatkan sahur, pastikan tubuh tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup saat berbuka dan sebelum tidur. Dengan menerapkan pola makan seimbang dan tetap terhidrasi, tubuh akan lebih kuat menjalani puasa tanpa mengalami dampak negatif yang berlebihan.