jewishwny.com – Tradisi unik puasa ramadan di setiap negara memiliki tradisi yang berbeda dalam menjalani bulan suci ini. Berikut adalah beberapa tradisi unik yang ada di berbagai negara selama Ramadan.
Tradisi Ziarah Makam di Indonesia.
“Baca juga : RedMagic Cooler 5 Dikenalkan: Pendinginan 30W Desain Canggih”
Di Indonesia, berbagai daerah memiliki tradisi ziarah makam sebelum Ramadan. Tradisi ini disebut dengan berbagai nama, seperti nyekar, sadranan, ruwahan, dan munggahan. Tradisi nyekar bertujuan untuk mendoakan keluarga yang telah wafat. Biasanya, keluarga menaburkan bunga melati, mawar, dan air mawar di makam. Di sisi lain, tradisi ruwahan adalah peringatan kematian, sedangkan sadranan adalah ziarah kubur leluhur yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat. Sementara itu, munggahan adalah tradisi khas Sunda yang dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, saling bermaaf-maafan, dan membersihkan diri. Selain itu, tradisi padusan juga dijalankan. Padusan adalah ritual berendam di mata air untuk menyucikan diri sebelum Ramadan.
Festival Garangao di Qatar.
Di Qatar, anak-anak merayakan Ramadan dengan tradisi Festival Garangao. Pada malam ke-15 Ramadan, anak-anak berkeliling mengenakan baju tradisional untuk mengumpulkan permen dari rumah ke rumah. Mereka melakukannya dengan penuh kegembiraan. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengapresiasi anak-anak yang telah berpuasa selama paruh pertama Ramadan dan memberi semangat agar mereka melanjutkan puasa di paruh kedua.
Tradisi Genderang di Turkiye.
Di Turkiye, tradisi membangunkan sahur dilakukan dengan cara yang unik. Penabuh genderang berkeliling dari rumah ke rumah untuk membangunkan orang-orang untuk sahur. Mereka mengenakan pakaian tradisional, seperti fez dan rompi. Tidak semua orang bisa menjadi penabuh genderang, karena mereka harus menjalani pelatihan khusus terlebih dahulu. Tradisi ini mirip dengan tradisi di Indonesia yang menggunakan suara keras untuk membangunkan sahur.
Meriam Ramadan di Arab Saudi.
Di Arab Saudi, tradisi menembakkan meriam saat azan Maghrib menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi ini juga ada di Suriah, Lebanon, dan beberapa negara Timur Tengah. Sejarahnya bermula di Mesir, ketika pemimpin Kekaisaran Ottoman, Khosh Qadam, menerima meriam dari Jerman. Saat pertama kali menembakkan meriam, suara dentumannya bertepatan dengan azan Maghrib, dan umat di Kairo menganggapnya sebagai tanda berbuka. Sejak itu, tradisi ini menyebar ke negara-negara Arab dan bertahan hingga sekarang.
Kue Qatayef di Yaman.
Di Yaman, masyarakat membuat kue khas Ramadan yang disebut Qatayef. Kue ini berupa pancake lipat yang diisi dengan kacang atau keju, lalu digoreng atau dipanggang. Disajikan saat berbuka puasa dan sering dijual di pinggir jalan menjelang Ramadan. Kue Qatayef menjadi salah satu tradisi kuliner yang dinantikan setiap tahun.
Lentera Fanoos di Mesir
Di Mesir, tradisi menyalakan lentera atau fanoos warna-warni menjadi bagian dari perayaan Ramadan. Fanoos adalah lampu kecil yang digunakan sebagai dekorasi. Tradisi ini bermula dari penggunaan lentera sebagai penerangan untuk menuju masjid pada malam hari. Fanoos melambangkan kebahagiaan dan persatuan umat selama bulan Ramadan.
“Baca juga : Panggilan Sayang Adam Rosyadi untuk Agnez Mo Setelah 4 Tahun”
RedMagic Cooler 5 Dikenalkan: Pendinginan 30W Desain Canggih
Itulah beberapa tradisi unik puasa Ramadan di berbagai negara. Setiap tradisi mencerminkan kebudayaan dan semangat umat Muslim dalam menjalani bulan suci ini.